“Desa kami ada di atas, sedangkan
sumber mata air kami berada di bawah desa kami. Sulit sekali ketika musim
kemarau kami harus mengairi sawah kami. Jagung kami pun banyak diserang hama batang dan hama
tongkol” Begitu penuturan Bapak Hilarius Bano seorang petani sekaligus PPL
desa Femnasi kabupaten Timor Tengah Utara.
Peristiwa di desa Femnasi merupakan salah satu potret pertanian yang
sedang dialami Indonesia .
Perubahan iklim menjadi salah satu penyebab yang dipersalahkan dalam penurunan
produksi pertanian di Indonesia .
Anomali cuaca yang tak menentu menjadikan musim kemarau yang lebih
panjang, akibatnya petani gagal panen karena kekeringan. Musim hujan pun
menjadi lebih pendek tetapi curah hujan tinggi, menyebabkan petani gagal panen
karena bencana banjir. Perubahan iklim juga mengakibatkan meledaknya hama penyakit yang
menyerang berbagai macam tanaman pertanian dan tanaman pangan.
Gencarnya isu perubahan iklim semakin hari menjadi topik pembicaraan diberbagai
kalangan. banyak hal yang telah di lakukan, tetapi problema ini tak kunjung
selesai. Apa benar perubahan iklim ini menjadi satu-satunya faktor menurunnya
produksi pertanian?. Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan kondisi
pertanian saat ini, salah satunya yaitu teknologi pertanian.
Ironis, di tengah segala kemajuan teknologi yang pesat di negeri ini,
harusnya semua sektor pun ikut merasakan sentuhan teknologi untuk mengikuti
segala kecanggihannya. Namun berbeda halnya dengan sektor pertanian seolah-olah
kental dengan sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman.
Rasaya cara ataupun alat yang digunakan petani untuk bertani dari zaman
dahulu sampai sekarang sama saja. Padahal zamannya sudah beda, iklimnya pun
sudah berbeda, apakah bisa cara yang sama dipakai untuk keadaan iklim yang
berbeda?? Dahulu saja orang kirim surat ,
sekarang sudah zaman sms atau email. Apakah tidak bisa teknologi
pertanian semakin maju sama halnya dengan surat
yang berubah menjadi sms atau email?
Miris sekali negara yang disebut sebagai negara agraris, tekonologi
pertaniannya tebelakang. Harusnya kita iri dengan tekonologi sektor lain yang
semakin canggih. Kondisi petani saat ini ibarat prajurit yang melawan musuhnya
menggunakan bambu runcing sedangkan musuhnya menggunakan nuklir.
Dalih petani lah yang harus beradaptasi dengan iklim, maka upaya adaptasi
perubahan iklim harus diutamakan. Salah satu adaptasi yang harus ditingkatkan yaitu
teknologi pertanian. Jangan sampai sektor pertanian yang erat kaitannya dengan
kebutuhan primer manusia menjadi terabaikan
dan ternomor duakan.
Terkait dengan teknologi pertanian
berarti bicara pula dengan sistem produksi. Faktanya para petani di Indonesia
masih menggunakan ala-alat pertanian tradisional, mungkin saat ini pun masih
ada petani yang membajak sawahnya dengan kerbau. Bukan berarti yang tradisional
itu tidak benar, dan yang modern itu sesuatu yang benar. Bukankah suatu sektor
yang teknologinya maju akan semakin tinggi nilai tambahnya.
Fakta di atas relevan dengan
penuturan Y.Sukoco (1992) dalam bukunya berjudul Pertanian Masa Depan, yang
merupakan hasil terjemahan dari buku Farming
for The Future, An Introducion to Low Internal Input and Sustainable. Dalam
buku tersebut menyatakan bahwa “Sebagian
besar pengetahuan yang diterapkan para petani berasal dari pengalaman mereka
sendiri dalam bidang pertanian dan juga dari nenek moyang mereka serta sesama
petani. Melalui kegiatan penelitian dan pengembangan informal, meraka, petani
menghasilkan pengetahuan baru dan menciptakan teknologi baru.”
Ketika teknologi pertanian yang diciptakan
para petani melalui eksperimen informalnya diinovasikan dengan eksperimen
formal para para ilmuan, mahasiswa, ataupaun pemerintah pasti akan lebih
mumpuni menghadapi persoalan perubahan iklim. Dan bukan suatu yang mustahil kemajuan
teknologi pertanian bisa menjadi salah satu bentuk untuk adaptasi perubahan
iklim.
Berangkat dari permasalahan di atas misalnya, sumber mata air dengan
kemajuan teknologi bisa untuk di alirkan ke daerah yang lebih atas. Salah satu
teknik penyimpanan jagung pun bisa mengadovsi bentuk-bentuk teknologi seperti
rumah kaca, seperti yang telah dilakukan para petani di Villa Hutan jati,
Parung Panjang. Bukankah itu menjadi salah satu bukti bahwa teknologi pertanian
bisa dijadikan sebagai bentuk adaptasi perubahan iklim.
Ketika teknologi pertanian bisa menjadi solusi, upaya inovasi teknologi
pertanian harus terus dikembangkan. Karya-karya peneliti dan mahasiswa bisa
jadi salah satu bentuk pengembangan. Bahkan pengalaman petani, atau cara turun
menurun dari nenek moyang pun bisa di inovasikan untuk menjadi lebih baik.
Masalahnya bukan belum ada teknologi pertanian di Indonesia , tetapi masih sedikit.
Kalau pun sudah ada, pemerataan petani untuk mendapatkan info teknologi masih
lemah. Hal yang terpenting setelah adanya
inovasi teknologi adalah pemanfaatan dan informasi teknologi pada seluruh
kalangan petani, baik itu petani kecil maupun buruh tani.
Sampai saat ini teknologi pertanian yang sudah ada terbatas pada kalangan
tertentu. Sehingga penting segala kebijakan pemerintah yang menyangkut
pertanian harus “pro petani”. Termasuk hak untuk mendapatkan informasi dan
teknologi baru pun mutlak harus didapatkan petani.
Masalah yang tak kalah penting selain inovasi teknologi pertanian, hak
petani untuk mendaptakan informasi teknologi pertanian adalah bentuk teknologi
pertanian. Bentuk teknologi pertanian tentunya harus yang ramah lingkungan.
Jangan sampai teknologi pertanian yang diusung menjadi salah satu upaya
adaptasi perubahan iklim menjadi penyebab timbulnya masalah baru.
Apapun yang diupayakan untuk merubah kondisi pertanian saat ini harus
mengedepankan sisi ekologi, agar ekosistem lingkungan tetap terjaga. Sehingga
keadilan iklim bisa terjadi dan petani pun menjadi sejahtera. Sudah saatnya
sektor pertanian tidak menjadi sektor yang termarginalkan. Bukankah jika
kondisi pertanian dan pangan kita aman, negara kita pun akan aman.
Yang rajin dong kangkung nulisnya.. hohoho
BalasHapushoho ada kamu, itu udh bejibun yaa tulisan kamu, baiklah mari berlomba menulis..hihi
BalasHapusiya, cika rajin banget ngepost lho...
BalasHapus