Cinta begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari, muda, tua,
remaja, dewasa pasti pernah jatuh cinta. Banyak yang mengulas tentang cinta,
dalam novel, cerpen, film, sinetron, seolah tidak ada hentinya orang
menceritakan tentang cinta.
Banyak kata yang diumbar saat sepasang kekasih yang sedang
saling mencintai, atau lebih sering orang bilang kata-kata gombal. Dan
sepertinya kata-kata tersebut menjadi teori yang sering di salah kaprahkan dan
menjadi suatu hal yang keliru. Berikut
daftar teori cinta yang keliru :
1)
Cinta
itu Buta
Para pecinta menganggap bahwa cinta
itu buta, jadi ketika ditanya apakah kamu bahagia bersamanya ada beberapa
pecinta yg menjawab “Aku sebenarnya menderita bersama dia, tetapi aku mencintai,
sungguh sepertinya aku sedang terkena cinta buta”. Nah seolah-olah cinta buta
itu benar kan? Padahal yang namanya orang sedang menjalin sebuah hubungan ya
harus bahagia. Bahagia itu mutlak, jadi jelas teori cinta buta itu tidak bisa
diterima. Kalau orang buta aja jalan meraba-raba bahkan bisa juga menabrak,
apalagi orang yang sedang menjalin cinta dan dalam keadaan buta, sudah pasti juga
cintanya akan menabrak-nabrak juga wong mata hatinya sudah buta.
2)
Kita
sedang Mabuk Cinta
Banyak pasangan yang bilang kita
sedang di mabuk cinta, nah kata-kata mabuk kan artinya tidak sadar, hilang
kesadaran, hilang akal. Lalu apa jadinya kalau sepasang pecinta dilanda mabuk
cinta, berarti mencintainya dengan tidak sadar. Jangan-jangan kalau sudah tidak
mabuk hilang rasa cintanya..hehe bisa jadi kan?
Jadi alangkah baiknya saling
mencintai itu dalam keadaan sadar alias tidak mabuk. Biar ga sempoyongan gitu
cintanya, kayak orang mabuk sempoyongan kan jalannya, masa tar mau juga
cintanya sempoyongan..hehe
3)
Asalkan
Kamu Bahagia maka Aku pun Bahagia
Pasti kata-kata ini sering diucapkan
oleh siapapun, padahal faktanya saling mencintai itu berarti saling
membahagiakan, dan kata saling itu berarti satu sama lain harus bahagia. Jadi
akan dirasa sangat keliru kalau antara pasangan yang satu bahagia sedangkan
yang satunya tidak bahagia. Pasti yang bilang begitu lagi mabuk alias tidak
sadar, karena berani menyengsarakan dirinya sendiri. Dan teori ini sering
dikatakan oleh wanita, yang katanya para wanita itu kalau
menicintai itu pakai perasaan 99 % dan logika 1 %, sedangkan lelaki sebaliknya.
Jadi sepanjang menyimak tingkah laku orang yang saling mencintai yang banyak
frustasi kalau putus cinta itu adalah wanita, kenapa begini ya liat aja pikirannya, akalnya yang dipakai cuman 1 %. Entah sih teori ini siapa yang menciptkan, yang
pasti jelas kondisi tersebut sangat tidak sehat bagi otak dan hati. Tetapi ya
kasus seperti ini juga terjadi pada lelaki, tetapi mungkin lebih banyak wanita
(mungkin ya, belum ada data yang pasti mengenai ini, perlu sensus dulu kali
yaa, hehe) Jadi intinya menicntai itu harus saling, tidak bisa salah satunya
saja, intinya harus terjadi sebuah simbiosis mutualisme lah, kalau sudah
komensalisme apalagi parasitisme sebaiknya logikanya, pikirannya, akalnya lebih
banyak digunakan deh bagus ga sih kondisi kayak gitu.
4)
Cinta
itu tidak Perlu Alasan
Tanya deh orang yang lagi jatuh
cinta, atau sudah saling mencintai, “kenapa mencintai dia?” pasti jawabannya
“ga tau pokoknya aku cinta sama dia”. Lah ini sudah salah, bagiamana bisa
segala sesuatu itu tidak ada sebab akibatnya. Pasti yang bilang begini yakin
lagi mabuk, lagi buta sehingga tidak bisa merasa dan melihat sesuatu yang ada
pada pasangannya dan sesuatu itu dijadikan alasan kenapa dia mencintai
pasangannya.
5) Cinta itu Tak Harus Saling Memiliki
Apalagi teori yang ini sudah salah
kaprah sekali, mana bisa saling mencintai itu tak harus saling memiliki? Kata saling
itu sudah menunjukan kata jamak, jadi tidak mungkin kan mencintai itu objeknya
hanya 1 orang. Apapun bentuk cintanya rasanya saling memililki ini menjadi
penting deh.
Mungkin itu dulu teori-teorinya nanti disambung lagi,
kayaknya masih banyak deh kalau dicermati secara seksama dan khidmat..hehe
Itu cuman opini saja,
tidak harus percaya juga, nanti musyrik kalau percaya sama saya..:)
Tidak usah sepakat
juga kan ga lagi bermusyawarah, tetapi berpendapat boleh lah ya, kan ada pasalnya
toh..hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar